Ide awal Internet of Things
pertama kali dimunculkan oleh Kevin Ashton pada tahun 1999 di salah satu
presentasinya. Kini banyak perusahaan besar mulai mendalami Internet
of Things sebut saja Intel, Microsoft, Oracle, dan banyak lainnya.
Berbicara tentang IoT erat kaitannya dengan teknologi yang
saling terhubung dan mudah diakses. Inovasi berlabel “smart” kini mulai gencar
diberitakan, mulai dari smart home, smart car hingga smart city. Smart
city adalah salah satu yang kini gencar dibangun di Indonesia sebagai
salah satu langkah modernisasi dan adopsi teknologi ke sektor yang lebih luas.
Definisi Orisinil
Pada bulan Juni 2009 Ashton berkomentar.
"Hari ini komputer dan manusia, hampir sepenuhnya
tergantung pada Internet untuk segala informasi yang semua terdiri dari sekitar
50 petabyte (satu petabyte adalah 1.024 terabyte) data yang tersedia pada
Internet dan pertama kali digagaskan dan diciptakan oleh manusia. Dari mulai
mengetik, menekan tombol rekam, mengambil gambar digital atau memindai kode
bar.
Diagram konvensional dari Internet meninggalkan router
menjadi bagian terpenting dari semuanya. Masalahanya adalah orang memiliki
waktu, perhatian dan akurasi terbatas. Mereka semua berarti tidak sangat baik
dalam menangkap berbagai data tentang hal di dunia nyata. Dan itu adalah
masalah besar.
Dari segi fisik dan begitu juga lingkungan kita. Gagasan dan
informasi begitu penting, tetapi banyak lagi hal yang penting. Namun teknologi
informasi saat ini sangat tergantung pada data yang berasal dari orang-orang
sehingga komputer kita tahu lebih banyak tentang semua ide dari hal-hal
tersebut.
Jika kita memiliki komputer yang begitu banyak tahu tentang
semua hal itu. Menggunakan data yang berkumpul tanpa perlu bantuan dari kita.
Kita dapat melacak dan menghitung segala sesuatu dan sangat mengurangi
pemborosan, kerugian, dan biaya. Kita akan mengetahui kapan hal itu diperlukan
untuk mengganti, memperbaiki atau mengingat, dan apakah mereka menjadi terbarui
atau melewati yang terbaik.
Internet of Things memiliki potensi untuk mengubah dunia
seperti pernah dilakukan oleh Internet, bahkan mungkin lebih baik.
(Ashton,2009)[2]
Penelitian pada Internet of Things masih dalam tahap
perkembangan. Oleh karena itu, tidak ada definisi standar dari Internet of
Things.[1] Terdapat
juga berbagai definisi yang dirumuskan oleh peneliti yang berbeda serta
tercantum dalam survei."
Definisi Alternatif
Casagras (Coordination and support action for global
RFID-related activities and standardisation)
Mendefinisakan Internet of Things, sebagai sebuah
infrastruktur jaringan global, yang menghubungkan benda-benda fisik dan virtual
melalui eksploitasi data capture dan kemampuan komunikasi. Infrastruktur
terdiri dari jaringan yang telah ada dan internet berikut pengembangan
jaringannya. Semua ini akan menawarkan identifikasi obyek, sensor dan kemampuan
koneksi sebagai dasar untuk pengembangan layanan dan aplikasi ko-operatif yang
independen. Ia juga ditandai dengan tingkat otonom data capture yang tinggi, event
transfer, konektivitas jaringan dan interoperabilitas.
SAP (Systeme, Anwendungen und Produkte)
Mendefinisikannya bahwa Dunia di mana benda-benda fisik
diintegrasikan ke dalam jaringan informasi secara berkesinambungan, dan di mana
benda-benda fisik tersebut berperan aktif dalam proses bisnis. Layanan yang
tersedia berinteraksi dengan ‘obyek pintar’ melalui Internet, mencari dan
mengubah status mereka sesuai dengan setiap informasi yang dikaitkan, disamping
memperhatikan masalah privasi dan keamanan.
CORDIS
Rencana aksi untuk Uni Eropa untuk memperkenalkan
pemerintahan berdasarkan Internet of Things.
ETP EPOSS
Jaringan yang dibentuk oleh hal-hal atau benda yang memiliki
identitas, pada dunia maya yang beroperasi di ruang itu dengan menggunakan
kecerdasan antarmuka untuk terhubung dan berkomunikasi dengan pengguna, konteks
sosial dan lingkungan.
Cara Kerja Internet Of Things
Cara Kerja Internet of Things
yaitu dengan memanfaatkan sebuah argumentasi pemrograman yang dimana tiap-tiap
perintah argumennya itu menghasilkan sebuah interaksi antara sesama mesin yang
terhubung secara otomatis tanpa campur tangan manusia dan dalam jarak berapa
pun.Internetlah yang menjadi penghubung di antara kedua interaksi mesin
tersebut, sementara manusia hanya bertugas sebagai pengatur dan pengawas
bekerjanya alat tersebut secara langsung.
Tantangan terbesar dalam mengkonfigurasi Internet of Things
ialah menyusun jaringan komunikasinya sendiri, yang dimana jaringan tersebut
sangatlah kompleks, dan memerlukan sistem keamanan yang ketat. Selain itu biaya
yang mahal sering menjadi penyebab kegagalan yang berujung pada gagalnya
produksi.
Teknologi Pengimplementasian Internet
of Things
Internet of Things mengacu pada pengidentifikasian suatu objek yang
direpresentasikan secara virtual di dunia maya atau
Internet. Jadi dapat dikatakan bahwa Internet of Things adalah bagaimana suatu
objek yang nyata di dunia ini digambarkan di dunia maya (Internet). Bahkan
salah satu cafe kopi terkenal di Indonesia “Starbucks” dalam beberapa tahun ke
depan, dilaporkan berencana menghubungkan kulkas dan mesin kopi milik mereka
dengan teknologi Internet of Thing. Sehingga mereka dapat meningkatkan
pelayanan mereka dengan mengetahui apa saja yang lebih disukai konsumen,
meramalkan kebutuhan stock barang (kopi,dll), dan masih banyak lainnya dan pada
akhirnya efisiensi dan keuntungan akan meningkat. [3] Mari
kita bayangkan ketika semua benda, bahkan manusia, hewan dan tumbuhan
dilengkapi dengan alat pengidentifikasian, maka mereka bisa dikelola secara
efisien dengan bantuan komputer. Dan pengidentifikasian tersebut dapat
dilakukan dengan beberapa teknologi seperti kode batang (Barcode), Kode QR (QR
Code) dan Identifikasi Frekuensi Radio (RFID)
Contoh Aplikasi Penerapan IoT
Bandung Command Center,
Dalam Command Center tersebut terdapat banyak aplikasi yang bisa memonitor keadaan Bandung. Di dalamnya ada data cuaca, peta, video feed, special vehicles location, video analisis dan sebagainya. Contoh spesifiknya adalah penggunaan CCTV di jalan-jalan yang ada di Bandung, lewat pengawasan kamera tersebut bisa diketahui pelanggaran lalu lintas yang terjadi dan terekam oleh CCTV.
Dalam Command Center tersebut terdapat banyak aplikasi yang bisa memonitor keadaan Bandung. Di dalamnya ada data cuaca, peta, video feed, special vehicles location, video analisis dan sebagainya. Contoh spesifiknya adalah penggunaan CCTV di jalan-jalan yang ada di Bandung, lewat pengawasan kamera tersebut bisa diketahui pelanggaran lalu lintas yang terjadi dan terekam oleh CCTV.
Command Center adalah bagian upaya menuju Bandung Smart City.
Bandung sebagai Kota Pintar inilah yang menuntut pengawasan tidak melulu harus
dilakukan secara manual. Sekarang di zaman serba canggih ini, penggunaan mesin
komputer beserta alat-alat pendukungnya bisa diberdayakan untuk fungsi
monitoring di Kota Bandung.
Fungsi Command Center
Pembangunan ruang command cente atau pusat komando itu
ditarget selesai Januari 2015. Kota Bandung dapat dimonitor melalui sebuah
ruangan khusus yang dilengkapi dengan teknologi canggih, termasuk untuk
memantau akses pelayanan publik.
Terdapat dua
fungsi utama command center ini.
1. Untuk menyempurnakan pelayanan publik keluar.
2.
Mempermudah pelayanan kedalam yakni manajemen pengambilan keputusan
cepat.
Untuk pelayanan publik, seluruh pelayanan publik di kota
Bandung dapat diakses dengan mudah dengan teknologi yang canggih. Awal 2015,
ditargetkan 150 pelayanan publik di Kota Bandung dilakukan secara online.
Manfaat dari adanya command center ini, dari mengurus KTP, mengecek perizinan,
hingga memonitor kemacetan atau banjir bisa dilakukan pengawasan dan penyebaran
informasi secara realtime. Command center ini, akan menjadi pusat data
informasi dari seluruh instansi di lingkungan Pemkot Bandung.
Software untuk
Command Center
Sementara untuk penggunaan software command center ini akan
ada beberapa tahapan. Versi pertama akan dinamakan Bandung command center 1.0
yang akan hadir pada awal 2015. Versi selanjutnya command center 2.0 akhir
2015, dan command center 3.0 pada 2016 mendatang. Adapun penyempuranaannya
ditargetkan pada 2016. Hal ini karena anggaran yang masih terbatas.
Untuk membangun proyek IT ini, Pemkot mencicil dulu sepertiga dari target software 100%. Jika dibandingkan, Singpura mempunyai 1.600 online ser vice, sementara Kota Bandung target 2015 jumlah nya 150 dulu. Pada Desember 2014 rencananya akan dilakukan launching dan demo command center. Bulan Desember 2014 ini sebagai media sosialisasi sekaligus demo pada masyarakat.
Untuk membangun proyek IT ini, Pemkot mencicil dulu sepertiga dari target software 100%. Jika dibandingkan, Singpura mempunyai 1.600 online ser vice, sementara Kota Bandung target 2015 jumlah nya 150 dulu. Pada Desember 2014 rencananya akan dilakukan launching dan demo command center. Bulan Desember 2014 ini sebagai media sosialisasi sekaligus demo pada masyarakat.
SDM Command Center
Untuk pengoperasian command center, pihak Pemerintah Kota
Bandung membuka lowongan untuk operator non PNS.Hal ini karena memang tidak ada
PNS sebanyak itu yang sangat ahli di bidang IT. Seperti diketahui, Command
Center merupakan proyek yang terbilang cukup besar. Dimana di sini digunakan
teknologi super canggih. Oleh karena itu untuk mengoperasikannya dibutuhkan
tenaga ahli yang mumpuni dalam bidang IT.
Penjelasan Penulis :
Setelah saya Menampilkan Beberapa Literatur dan Contoh
PengAplikasian IoT di Atas, Dapat di Simpulkan bahwa Internet Of Things adalah
salah satu dari kemajuan jaman yang pemanfaatanya menguntungkan bagi manusia,
Dengan adanya IoT maka manusia dapat melakukan pekerjaanya dengan lebih mudah
dan efisien. Salah satu contoh perapan IoT di Indonesia yaitu ‘Smart City’
Bandung Command Center, tujuan utamanya dibuat atau dibangunya bcc itu adalah
untuk menyempurnakan Pelayanan Pemerintah Kota Bandung terhadap Masyarakatnya
dengan adanya BCC( Bandung Command Center) ini Para Pemimpin Kota bandung dapat memonitor keadaan kota
hanya dengan melihat pada layar monitor dan dapat mengambil keputusan menugaskan,
mengkoordinasi, memonitor dan mengontrol seluruh tindakan yang diperlukan
sebagai respon terhadap krisis yang dihadapi perusahaan, meliputi : tindakan
tanggap darurat, action plan untuk perbaikan dan pemulihan, langkah pengadaaan,
dan langkah penyediaan informasi publik.
Sumber :
http://www.wisatabdg.com/2014/11/menuju-bandung-smart-city-dengan.html
https://www.youtube.com/watch?v=Q3ur8wzzhBU
Blog Rekan Yang Saya Komentari :
1. Tri Tanti K : http://tritantik.blogspot.com
2. Intan Palupi Dwi N : http://intanpalupidn.blogspot.com
3. Rika Rizkia P : http://rikarizkia.blogspot.com
2. Intan Palupi Dwi N : http://intanpalupidn.blogspot.com
3. Rika Rizkia P : http://rikarizkia.blogspot.com
Manajemen Informatika - Program Diploma Institut Pertanian Bogor http://ipb.ac.id