Rabu, 16 September 2015

The Internet of Things



Ide awal Internet of Things pertama kali dimunculkan oleh Kevin Ashton pada tahun 1999 di salah satu presentasinya. Kini banyak perusahaan besar mulai mendalami Internet of Things sebut saja Intel, Microsoft, Oracle, dan banyak lainnya.
           Berbicara tentang IoT erat kaitannya dengan teknologi yang saling terhubung dan mudah diakses. Inovasi berlabel “smart” kini mulai gencar diberitakan, mulai dari smart home, smart car hingga smart city. Smart city adalah salah satu yang kini gencar dibangun di Indonesia sebagai salah satu langkah modernisasi dan adopsi teknologi ke sektor yang lebih luas.

Definisi Orisinil

Pada bulan Juni 2009 Ashton berkomentar.
"Hari ini komputer dan manusia, hampir sepenuhnya tergantung pada Internet untuk segala informasi yang semua terdiri dari sekitar 50 petabyte (satu petabyte adalah 1.024 terabyte) data yang tersedia pada Internet dan pertama kali digagaskan dan diciptakan oleh manusia. Dari mulai mengetik, menekan tombol rekam, mengambil gambar digital atau memindai kode bar.
Diagram konvensional dari Internet meninggalkan router menjadi bagian terpenting dari semuanya. Masalahanya adalah orang memiliki waktu, perhatian dan akurasi terbatas. Mereka semua berarti tidak sangat baik dalam menangkap berbagai data tentang hal di dunia nyata. Dan itu adalah masalah besar.
Dari segi fisik dan begitu juga lingkungan kita. Gagasan dan informasi begitu penting, tetapi banyak lagi hal yang penting. Namun teknologi informasi saat ini sangat tergantung pada data yang berasal dari orang-orang sehingga komputer kita tahu lebih banyak tentang semua ide dari hal-hal tersebut.
Jika kita memiliki komputer yang begitu banyak tahu tentang semua hal itu. Menggunakan data yang berkumpul tanpa perlu bantuan dari kita. Kita dapat melacak dan menghitung segala sesuatu dan sangat mengurangi pemborosan, kerugian, dan biaya. Kita akan mengetahui kapan hal itu diperlukan untuk mengganti, memperbaiki atau mengingat, dan apakah mereka menjadi terbarui atau melewati yang terbaik.
Internet of Things memiliki potensi untuk mengubah dunia seperti pernah dilakukan oleh Internet, bahkan mungkin lebih baik. (Ashton,2009)[2]
Penelitian pada Internet of Things masih dalam tahap perkembangan. Oleh karena itu, tidak ada definisi standar dari Internet of Things.[1] Terdapat juga berbagai definisi yang dirumuskan oleh peneliti yang berbeda serta tercantum dalam survei."

Definisi Alternatif

Casagras (Coordination and support action for global RFID-related activities and standardisation)
Mendefinisakan Internet of Things, sebagai sebuah infrastruktur jaringan global, yang menghubungkan benda-benda fisik dan virtual melalui eksploitasi data capture dan kemampuan komunikasi. Infrastruktur terdiri dari jaringan yang telah ada dan internet berikut pengembangan jaringannya. Semua ini akan menawarkan identifikasi obyek, sensor dan kemampuan koneksi sebagai dasar untuk pengembangan layanan dan aplikasi ko-operatif yang independen. Ia juga ditandai dengan tingkat otonom data capture yang tinggi, event transfer, konektivitas jaringan dan interoperabilitas.
SAP (Systeme, Anwendungen und Produkte)
Mendefinisikannya bahwa Dunia di mana benda-benda fisik diintegrasikan ke dalam jaringan informasi secara berkesinambungan, dan di mana benda-benda fisik tersebut berperan aktif dalam proses bisnis. Layanan yang tersedia berinteraksi dengan ‘obyek pintar’ melalui Internet, mencari dan mengubah status mereka sesuai dengan setiap informasi yang dikaitkan, disamping memperhatikan masalah privasi dan keamanan.
CORDIS
Rencana aksi untuk Uni Eropa untuk memperkenalkan pemerintahan berdasarkan Internet of Things.
ETP EPOSS
Jaringan yang dibentuk oleh hal-hal atau benda yang memiliki identitas, pada dunia maya yang beroperasi di ruang itu dengan menggunakan kecerdasan antarmuka untuk terhubung dan berkomunikasi dengan pengguna, konteks sosial dan lingkungan.

Cara Kerja Internet Of Things

Cara Kerja Internet of Things yaitu dengan memanfaatkan sebuah argumentasi pemrograman yang dimana tiap-tiap perintah argumennya itu menghasilkan sebuah interaksi antara sesama mesin yang terhubung secara otomatis tanpa campur tangan manusia dan dalam jarak berapa pun.Internetlah yang menjadi penghubung di antara kedua interaksi mesin tersebut, sementara manusia hanya bertugas sebagai pengatur dan pengawas bekerjanya alat tersebut secara langsung.
Tantangan terbesar dalam mengkonfigurasi Internet of Things ialah menyusun jaringan komunikasinya sendiri, yang dimana jaringan tersebut sangatlah kompleks, dan memerlukan sistem keamanan yang ketat. Selain itu biaya yang mahal sering menjadi penyebab kegagalan yang berujung pada gagalnya produksi.

Teknologi Pengimplementasian Internet of Things

Internet of Things mengacu pada pengidentifikasian suatu objek yang direpresentasikan secara virtual di dunia maya atau Internet. Jadi dapat dikatakan bahwa Internet of Things adalah bagaimana suatu objek yang nyata di dunia ini digambarkan di dunia maya (Internet). Bahkan salah satu cafe kopi terkenal di Indonesia “Starbucks” dalam beberapa tahun ke depan, dilaporkan berencana menghubungkan kulkas dan mesin kopi milik mereka dengan teknologi Internet of Thing. Sehingga mereka dapat meningkatkan pelayanan mereka dengan mengetahui apa saja yang lebih disukai konsumen, meramalkan kebutuhan stock barang (kopi,dll), dan masih banyak lainnya dan pada akhirnya efisiensi dan keuntungan akan meningkat. [3] Mari kita bayangkan ketika semua benda, bahkan manusia, hewan dan tumbuhan dilengkapi dengan alat pengidentifikasian, maka mereka bisa dikelola secara efisien dengan bantuan komputer. Dan pengidentifikasian tersebut dapat dilakukan dengan beberapa teknologi seperti kode batang (Barcode), Kode QR (QR Code) dan Identifikasi Frekuensi Radio (RFID)

Contoh Aplikasi Penerapan IoT



Bandung Command Center,
Dalam Command Center tersebut terdapat banyak aplikasi yang bisa memonitor keadaan Bandung. Di dalamnya ada data cuaca, peta, video feed, special vehicles location, video analisis dan sebagainya. Contoh spesifiknya adalah penggunaan CCTV di jalan-jalan yang ada di Bandung,  lewat pengawasan kamera tersebut bisa diketahui pelanggaran lalu lintas yang terjadi dan terekam oleh CCTV.
Command Center adalah bagian upaya menuju Bandung Smart City. Bandung sebagai Kota Pintar inilah yang menuntut pengawasan tidak melulu harus dilakukan secara manual. Sekarang di zaman serba canggih ini, penggunaan mesin komputer beserta alat-alat pendukungnya bisa diberdayakan untuk fungsi monitoring di Kota Bandung.  

Fungsi Command Center

Pembangunan ruang command cente atau pusat komando itu ditarget selesai Januari 2015. Kota Bandung dapat dimonitor melalui sebuah ruangan khusus yang dilengkapi dengan teknologi canggih, termasuk untuk memantau akses pelayanan publik.
Terdapat dua fungsi utama command center ini.

1. Untuk menyempurnakan pelayanan publik keluar. 
2. Mempermudah pelayanan kedalam yakni manajemen pengambilan keputusan cepat. 

Untuk pelayanan publik, seluruh pelayanan publik di kota Bandung dapat diakses dengan mudah dengan teknologi yang canggih. Awal 2015, ditargetkan 150 pelayanan publik di Kota Bandung dilakukan secara online. Manfaat dari adanya command center ini, dari mengurus KTP, mengecek perizinan, hingga memonitor kemacetan atau banjir bisa dilakukan pengawasan dan penyebaran informasi secara realtime. Command center ini, akan menjadi pusat data informasi dari seluruh instansi di lingkungan Pemkot Bandung.


Software untuk Command Center

Sementara untuk penggunaan software command center ini akan ada beberapa tahapan. Versi pertama akan dinamakan Bandung command center 1.0 yang akan hadir pada awal 2015. Versi selanjutnya command center 2.0 akhir 2015, dan command center 3.0 pada 2016 mendatang. Adapun penyempuranaannya ditargetkan pada 2016. Hal ini karena anggaran yang masih terbatas.

Untuk membangun proyek IT ini, Pemkot mencicil dulu sepertiga dari target software 100%. Jika dibandingkan, Singpura mempunyai 1.600 online ser vice, sementara Kota Bandung target 2015 jumlah nya 150 dulu. Pada Desember 2014 rencananya akan dilakukan launching dan demo command center. Bulan Desember 2014 ini sebagai media sosialisasi sekaligus demo pada masyarakat. 

SDM Command Center
Untuk pengoperasian command center, pihak Pemerintah Kota Bandung membuka lowongan untuk operator non PNS.Hal ini karena memang tidak ada PNS sebanyak itu yang sangat ahli di bidang IT. Seperti diketahui, Command Center merupakan proyek yang terbilang cukup besar. Dimana di sini digunakan teknologi super canggih. Oleh karena itu untuk mengoperasikannya dibutuhkan tenaga ahli yang mumpuni dalam bidang IT.


Penjelasan Penulis :

Setelah saya Menampilkan Beberapa Literatur dan Contoh PengAplikasian IoT di Atas, Dapat di Simpulkan bahwa Internet Of Things adalah salah satu dari kemajuan jaman yang pemanfaatanya menguntungkan bagi manusia, Dengan adanya IoT maka manusia dapat melakukan pekerjaanya dengan lebih mudah dan efisien. Salah satu contoh perapan IoT di Indonesia yaitu ‘Smart City’ Bandung Command Center, tujuan utamanya dibuat atau dibangunya bcc itu adalah untuk menyempurnakan Pelayanan Pemerintah Kota Bandung terhadap Masyarakatnya dengan adanya BCC( Bandung Command Center) ini Para Pemimpin  Kota bandung dapat memonitor keadaan kota hanya dengan melihat pada layar monitor dan dapat  mengambil keputusan menugaskan, mengkoordinasi, memonitor dan mengontrol seluruh tindakan yang diperlukan sebagai respon terhadap krisis yang dihadapi perusahaan, meliputi : tindakan tanggap darurat, action plan untuk perbaikan dan pemulihan, langkah pengadaaan, dan langkah penyediaan informasi publik.






Sumber :

http://www.wisatabdg.com/2014/11/menuju-bandung-smart-city-dengan.html
https://www.youtube.com/watch?v=Q3ur8wzzhBU


Blog Rekan Yang Saya Komentari :
1. Tri Tanti K : http://tritantik.blogspot.com
                2. Intan Palupi Dwi N : http://intanpalupidn.blogspot.com
                3. Rika Rizkia P : http://rikarizkia.blogspot.co
m





Manajemen Informatika - Program Diploma Institut Pertanian Bogor http://ipb.ac.id







Selasa, 08 September 2015

Pengertian E-Business

          E-Business menurut  Steven Alter. Information System : Foundation of E-Business. Prentice Hall adalah prkatek pelaksanaan dan pengelolaan proses bisnis utama seperti perancangan produk, pengelolaan pasokan bahan baku, manufaktur, penjualan, pemenuhan, pesanan dan penyedia service melalui penggunaan teknologi komunikasi, computer, dan data yang telahterkomputerisasi. 
E-Commerce menurut Turban, (2005:181) E-commerce berarti perdagangan elektronik yang mencakup proses,pembelian, penjualan, transfer, atau pertukaran produk, layanan, 
atau informasi melalui jaringan computer, termasuk internet.
E-Marketing menurut Armstrong dan Kottler (2004:74) adalah sebagai berikut: E-Marketings the marketing side of  E-Commerce, it consists of company efforts to Communicate abaout, promote and sell products and services over the internet. 
Dimana kalo dalam bahasa kita dapat diartikan sebagai berikut: E-Marketing adalah sisi pemasaran dari E-Commerce.Yang terdiri dari kerja dari perusahaan untuk mengkomunikasikan 
sesuatu,mempromosikan,dan menjual barang dan jasa melalui internet.
Menurut porter (Competitif Advantages, 1983) Inbound Logistic adalah semua aktifitas yang diperlukan untuk menerima, menyimpan dan mendistribusikan masukan. maksukan dan termasuk pula hubungan dengan para pemasoknya. Sedangkan Outbound Logistic adalah semua aktifitas yang diperlukan untuk mengumpulkan, menyimpan dan mendistribusikankeluaran (produk dan/ atau jasa). 
         Jadi E-bussines menurut saya adalah suatu sistem informasi yang dibuat dan digunakan sebuah perusahaan untuk memenuhi kebutuhan terhadap customer/pelangganya dengan menggunakan jaringan komputer dan internet. Dengan adanya E-Business sebuah perusahaan dapat memaksimalkan pelayananya terhadap customer dan mendapatkan keuntungan lebih dari customer.

Salah Satu Contoh Penerapan E-Business pada Perusahaan Hoka Hoka Bento

                                                                      

            Melalui Hokben.co.id yaitu situs resmi dari PT.Eka Bogainti Hoka Hoka Bento peruasahaan yang bergerak dibidang Restoran cepat saji ala jepang, maka customer hanya perlu mengakses situs dari Hokben.co.id untuk melakukan delivery order/pemesanan antar makanan, bahkan lebih jauh lagi, mereka dapat memilih sendiri setiap makanan yang ada di Hokben melalui situs Hokben.co.id Dengan sistem e-Business tersebut, Hokben dapat mengoptimalkan pelayanan terhadap pelanggan. E-Business yang diterapkan Hokben termasuk dalam aplikasi B2C (Business to Consumer) dimana aplikasi ini ditujukan agar consumer dapat langsung berhubungan dengan pihak perusahaan tanpa harus melalui perantara. Penerapan e-Business pada AirAsia memberikan berbagai keuntungan baik untuk pihak perusahaan maupun bagi pihak customer 
         Sistem yang digunakan sebagai POS (Point Of Sales) disebut dengan Global Distribution System (GDS). GDS memiliki interface yang berupa GUI (Graphical User Interface) yang langsung berhadapan dengan pelanggan. Saat pelanggan berinteraksi dengan sistem malalui GUI, maka sistem tersebut secara real-time akan melakukan proses-proses back-office diantaranya melakukan validasi, otorisasi dan konfirmasi sebelum pesanan dikirim kepada tempat pelanggan.



Blog Rekan Yang saya komentari :

  1. Intan Palupi Dwi N : http://intanpaliupidn.blogspot.com
  2. Rika Rizkia P          : http://rikarizkia.blogspot.com
  3. Tri Tanti K              : http://tritantik.blogspot.com



Sumber :





Manajemen Informatika - Program Diploma Institut Pertanian Bogor  http://ipb.ac.id